Belajar Ketika Beranjak Dewasa? Emang Bisa? Mari Simak Apa Itu Pendidikan untuk Orang Dewasa!

Kita semua tahu pepatah lama, “Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu. Belajar sesudah dewasa bagai mengukir di atas air ” Dari perumpamaan ini kita dapat menyimpulkan bagaimana pelajaran yang dipetik di masa kanak-kanak akan diingat di masa dewasa. Lalu bagaimana dengan orang dewasa lain yang sejak kecil tidak bisa belajar dengan baik, misalnya karena mereka tinggal di daerah terpencil? Nah, berikut ini cara belajar untuk orang dewasa.

Pendidikan orang dewasa, juga dikenal sebagai andragogi, adalah proses pelibatan warga terpelajar, terutama orang dewasa, dalam struktur pengalaman belajar. Pendidikan orang dewasa/andragogi telah dirumuskan sendiri sejak tahun 1920. Sifat belajar orang dewasa adalah subjektif dan unik karena mendorong orang dewasa untuk melakukan yang terbaik dalam belajar.

Lahirnya andragogi disebabkan oleh pemikiran bahwa orang dewasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak dalam hal belajar, sehingga teori belajar yang diterapkan pada anak tidak tepat atau sesuai karena pembelajaran orang dewasa memiliki karakteristik atau metode khusus.

Andragogi pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Kapp, seorang guru di Jerman, dan dipopulerkan oleh Malcolm Knowles. Menurut Malcolm Knowles dalam bukunya The Modern Practice of Adult Education, ia mendefinisikan maskulinitas sebagai ilmu dan seni membantu orang dewasa belajar.

Orang dewasa memiliki karakteristiknya sendiri yang mengarah pada kenyataan bahwa pola belajar yang diberikan kepada orang dewasa harus berbeda dengan yang ditularkan kepada anak-anak. Kita perlu memeriksa ciri-ciri apa itu dan apa pengaruhnya terhadap pembelajaran orang dewasa.

Karakteristik:

1. Apakah Anda memiliki lebih banyak pengalaman hidup?
2. Anda sangat termotivasi untuk belajar
3. Memiliki banyak peran dan tanggung jawab
4. Waktu belajar terbatas
5. Kurangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan seseorang untuk belajar.
6. Pengalaman dan aspirasi orang dewasa lebih beragam daripada remaja

Setelah kita mengetahui apa itu andragogi atau pendidikan orang dewasa, mari kita bahas jenis-jenis pendidikan orang dewasa yang ada, yang terangkum sebagai berikut:

a) Pendidikan massal (Mass education) Proses pembelajaran bagi orang dewasa dalam masyarakat yang terlantar atau tidak mampu menerima pendidikan. Contoh: untuk orang dewasa yang masih buta huruf dan tinggal di daerah terpencil.

b) Pendidikan masyarakat (community education) pendidikan orang dewasa, yang tujuannya untuk mempunyai pendapat, sikap, kebiasaan dan keterampilan tertentu, mengadakan musyawarah dan memperbaiki kelembagaan, yang prosesnya melalui pembelajaran, misalnya: gerakan koperasi.

c) Pendidikan dasar Proses pendidikan orang dewasa bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di bidang sosial dan ekonomi melalui jenjang pendidikan minimal. Hal ini juga bertujuan untuk memungkinkan komunitas dewasa untuk lebih beradaptasi, mengembangkan dan melindungi lingkungan.

BACA JUGA  Poster yang berukuran besar dipasang pada

d) Konseling, yaitu proses bimbingan dan konseling pendidikan masyarakat yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi yang sesuai atau terkait dan instansi pemerintah dan bagaimana pelaksanaannya melalui bimbingan dan konseling individu dan kelompok,

e) Komunitas Belajar Pendidikan ini bertujuan untuk melibatkan komunitas orang dewasa dalam eksplorasi pengalaman belajar dari semua aspek kehidupan. Ia dapat melakukan kegiatan untuk memperoleh pengetahuan dari sumber manapun.

f) Pendidikan seumur hidup: Pendidikan orang dewasa bertujuan untuk mewujudkan bahwa proses belajar berlangsung sepanjang hayat. Artinya kita akan terus belajar, karena kita manusia membutuhkan ilmu dan pengalaman.

Kemampuan untuk belajar secara mandiri adalah salah satu kualitas penting dalam pendidikan orang dewasa. Teori-teori yang mendukung pembelajaran orang dewasa dapat dikategorikan menjadi lima jenis, yaitu pembelajaran mesin, pembelajaran mandiri, pembelajaran pengalaman, pergeseran perspektif, dan berbasis kognisi.